surah-surah tentang kerusakan di bumi

| Kamis, 08 April 2010
Saat ini dimana era globalisasi sudah sangat merajai. Berbagai teknologi mampu membantu aktivitas manusia akan tetapi manusia tidak mengingat akan dampak dari perbuatan mereka. Berikut adalah beberapa surah yang menjelaskan dampak dari perbuatan tangan manusia.
Ar-Rum Ayat 41
Tanggal 5 Juni ditetapkan sebagai hari lingkungan hidup sedunia. Peringatan ini dimaksudkan untuk menyeru kita semua warga dunia untuk terus peduli terhadap lingkungan disekitar kita, tempat kita semua melakukan aktivitas sehari-hari. Isu lingkungan dirasa semakin penting untuk diperhatikan karena ditengarai adanya tanda-tanda adanya kerusakan yang semakin parah. Padahal kita hidup memerlukan lingkungan yang baik. Kerusakan juga ada dimana-mana, termasuk di Indonesia. Kerusakan-kerusakan itu sebagian besar adalah karena ulah manusia, baik individu maupun dan menjadi kolektif.

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, Supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar), “ (QS Ar-Rum: 41)
Allah menciptakan manusia adalah untuk menjadi khalifah dan sekaligus pemakmur di bumi … “inni ja’ilun fil ardl kholiifah…” ..”hendak Aku ciptakan kholifah di muka bui..” demikian firman Allah dalam QS Al Baqoroh: 30. Para mufasirin menjelaskan masud kholifah ini yaitu sebagai wakil Allah untuk mengurusi bumi ini sebagi tempat tinggal bersama seluruh makhluk. Dalam konteks ini, Allah juga menstimulasi manusia untuk selalu melakukan perbaikan, dan mencela perbuatan kerusakan. Bahkan manusia selalu diingatkan untuk jangan berbuat kerusakan.
“wa laa ta’tsau fil ardl mufsidiin..” …dan janganlah kamu berkeliaran dimuka bumi dengan berbuat kerusakan …
“wa laa tufsiduu fil ardl ..” …dan janganlah kamu membuat kerusakan dimuka bumi …
Namun demikian ternyata tidaklah mudah manusia mengemban amanah yang besar ini meskipun manusia telah dibekali dengan akal yang sempurna. Ini disebabkan karena manusia juga memiliki nafsu yang cenderung menjauh dari ajaran kebenaran.

“..Inna nafsa la-ammarotum-bissuu-I illa maa rohima robbi …”
…”..sesungguhnya nafsu itu cenderung menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat dari Tuhanku…” (QS Yusuf; 53)
Rahmat dan pertolongan Allah kita perlukan untuk membimbing nafsu kearah yang benar. Akan tetapi hal ini tidaklah mudah dan manusia kebanyakan cenderung terdorong mengikuti hawa nafsunya sehingga yang kita saksikan adalah terjadinya kerusakan2 alam di bumi kita ini.
Tepat sekali sindiran Al Quran surat Ar-Rum: 41 tersebut. Banyak kerusakan yang terjadi di bumi kita ini akibat ulah manusia.
Lantas bagaimana sebaiknya??
Dalam ayat berikutnya Allah berfirman:

Katakanlah: “Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang terdahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah).”
Agar perbuatan kita di rahmati Allah dan tidak menuruti hawa nafsu, maka kita disuruh mengadakan perjalanan di muka bumi dan mengambil pelajaran dan hikmah dari seluruh kejadian2 yang kita temui. Model pembelajaran seperti ini ternyata sangat efektif untuk meninkatkan pemahaman dan aktualisasi kehidupan yang berkualitas.
Al-Araf
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan itu, maka kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. Al-Araf [7]: 96)

Bila kita melihat keadaan negara kita, terlihat sangat carut marut keadaan ekonomi maupun kehidupan masyarakat. Semenjak krisis ekonomi mendera pada tahun 1997 sampai sekarang, negara kita belum mampu keluar dan mengatasi permasalahan ini.

Bahkan, belakangan ini, negara kita ditimpa oleh musibah yang berkepanjangan. Bahkan musibah yang terjadi menimpa darat, laut dan udara. Lengkaplah sudah penderitaan negeri ini. Belum lagi masalah alam yang belum beres, masalah baru kembali mencuat yaitu adanya masalah flu burung, demam berdarah dan musibah yang lainnya yang melanda negeri ini.

Masyarakat yang miskin, semakin terjepit dengan harga-harga barang pokok kehidupan seperti beras naik. Sehingga banyak masyarakat yang hanya mengandalkan pemberian orang ataupun makan seadanya walau hanya memakan nasi basi dan nasi kering.

Kelaparan melanda, kemiskinan bertambah, tapi seolah-olah itu tidak menjadikan kita untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah. Kita malah semakin jauh dari-Nya dan hanya mementingkan diri kita sendiri.

Allah telah menjanjikan kepada kita apabila masyarakat dalam suatu negeri beriman dan bertakwa, maka Allah akan melimpahkan keberkahan dari langit dan bumi. Sebagaimana firman-Nya, “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan itu, maka kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. Al-a’raf [7]: 96)

Bila kita mau menghayati dan mengamalkan firman Allah ini, maka kita tidak akan berada dalam keadaan seperti ini. Karena bila kita beriman dan bertakwa kepada-Nya, niscaya kita akan berada dalam kehidupan yang lebih baik.Seorang ayah menyayangi anaknya, seorang karyawan menghormati atasannya, masyarakat mencintai pemimpinnya, dan yang lain sebagainya. Itulah yang diajarkan Allah melalui Rasul-Nya untuk saling mencintai dan menyayangi dalam kehidupan.

Islam sebagai agama rahmatan lil ‘alamin, memberikan solusi akan hal itu. Islam yang diperkenalkan kepada umat manusia selama 23 tahun, sebenarnya telah memberikan gambaran yang sangat jelas dalam mengatur kehidupan manusia melalui al-Quran dan sunnah Rasulullah SAW.Kita tahu, pada permulaan hijrah, Rasulullah SAW, telah mempersaudarakan kaum muhajirin dan kaum anshar, antara penduduk Mekah dan Madinah, yang mungkin pada zaman jahiliyah dulu mereka berperang untuk mempertahankan kekuasaannya. Tapi setelah datangnya Islam, mereka seperti saudara sekandung yang tidak akan pernah terpisahkan lagi. Dan keberkahan didapati dalam kehidupan mereka, karena satu tujuan, yaitu menjadikan Allah dan Rasul-Nya sebagai tuntunan hidup melalui al-Quran dan Sunnah.

Pada zaman sekarang ataupun yang akan datang, kita tidak akan pernah mendapatkan kembali suatu generasi seperti generasi pertama Islam. Karena generasi pertama Islam benar-benar rela mengorbankan harta dan jiwa mereka untuk Islam. Selain itu, keimanan dan ketakwaan mereka kepada Allah benar-benar diaplikasikan dalam kehidupan mereka, sehingga Allah menaungi mereka dengan keberkahan didalam kehidupan.

Tetapi yang terjadi sekarang, banyak masyarakat kita yang mendustakan akan kebenaran yang datangnya dari Allah dan Rasul-Nya. Pikiran kita telah banyak terkontraminasi oleh pemikiran-pemikiran dari selain al-Quran dan Sunnah juga oleh logika pemikiran sendiri, sehingga kita banyak mengartikan ayat-ayat dalam al-Quran sesuai dengan logika sendiri tanpa dibarengi oleh ilmu yang lainnya.

Maka, janganlah kita menyalahkan alam dan yang lainnya apabila terjadi bencana dan kerusakan dimana-mana, tetapi salahkan diri kita sendiri. Setiap bencana yang menimpa dan musibah yang melanda adalah akibat tangan kita sendiri.

As-Sad Ayat 27-28
1. Bacaan dan terjemahannya lihat Al-Qur’an on line di geoogle
Artinya : “Dan kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya tanpa hikmah. Yang demikian adalah anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka.” (QS Sad : 27 )
2 Isi kandungan
Allah SWT menjelaskan bahwa dia menjadilakn langit, bumi dan makhluk apa saja yang berada diantaranya tidak sia-sia. Langit dengan segala bintang yang menghiasi, matahari yang memancarkan sinarnya di waktu siang, dan bulan yang menampakkan bentuknya yang berubah-ubah dari malam kemalam serta bumi temapt tinggal manusia, baik yang tampak dipermukaannya maupun yang tersimpan didalamnya, sangat besar artinya bgi kehidupan manusia. Kesemuanya itu diciptakan Allah atas kekuasaan dan kehendaknya sebagai rahmat yang tak ternilai harganya.
Allah memberikan pertanyaan pada manusia. Apakha sama orang yang beriman dan beramal saleh dengan orang yang berbuat kerusakan di muka bumi dan juga apakah sama antara orang yang bertakwa dengan orang yang berbuat maksiat? Allah SWT menjelaskan bahwa diantara kebijakan Allah ialah tidak akan menganggap sama para hambanya yang melakukan kebaikan dengan orang-orang yang terjerumus di lembah kenistaan. Allah SWT menjelaskan bahwa tidak patutlah bagi zat Nya dengan segala keagungan Nya, menganggap sama antara hamba-hambanya yang beriman dan melakukan kebaikan dengan orang-orang yang mengingkari keesaannya lagi memperturutkan hawa nafsu.
Mereka ini tidak mau mengikuti keesaan Allah, kebenaran wahyu, terjadinya hari kebangkitan dan hari pembalasan. Oleh karena itu, mereka jauh dari rahmat Allah sebagai akibat dari melanggar larangan-larangannya. Mereka tidak meyakini bahwa mereka akan dibangkitkan kembali dari dalam kuburnya dan akan dihimpun dipadang mahsyar untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya sehingga mereka berani zalim terhadap lingkungannya.
Allah menciptakan langit dan bumi dengan sebenar-benarnya hanya untuk kepentingan manusia. Manusia diciptakan Nya untuk menjadi khalifah di muka bumi ini sehingga wajib untuk menjaga apa yang telah dikaruniakan Allah SWT.

Dari beberapa penjelasan surah tersebut mengingatkan kita untuk selalu memikirkan dampak apa yang akan terjadi jika kita melakukan sesuatu tanpa memikirkan bahaya yang akan mengancam dunia ini. Ingat!! Ingat!! dan Ingat!!! D8<

0 komentar:

Posting Komentar

Next Prev
▲Top▲