Boedi Oetomo (BU) yang sebelumnya bernama studifonds, tujuan awalnya ialah guna menghimpun dana untuk memberikan beasiswa bagi pelajar yang tidak mampu tapi berpotensi. Kemudian tujuan Boedi Oetomo berubah yaitu memajukan pengajaran dan kebudayaan. Dalam kegiatannya perananan BU sangat penting karena BU banyak menitikberatkan pada kesejahteraan rakyat tanpa memandang dari golongan priyayi rendahan maupun bukan.
Sarekat Islam (SI) adalah bentuk perlawanan dagang antara (penyalur) oleh orang Cina. Tujuan SI adalah membangun persaudaraan, persahabatan dan tolong-menolong di antara muslim dan mengembangkan perekonomian rakyat. SI adalah organisasi pertama yang sangat terasa politikya di Indonesia. Peranan SI sangat bagus terbukti bahwa pemerintah Belanda khawatir dengan jumlah anggota SI yang banyak.
Indische Partij yang sebelumnya bernama Partai Insulinde mempunyai azas, yaitu mendidik suatu nasionalisme Hindia dengan memperkuat cita-cita persatuan bangsa. Peranan Indische Partij sangat penting karena dapat membangkitkan rasa nasionalisme rakyat dan bergerak dalam sebuah kesatuan untuk menentang pemerintah kolonial Belanda.
Sama seperti Boedi Oetomo, Gerakan Pemuda lahir karena betuk kekecewaan kaum pemuda yang tidak dapat menginspirsasi pendapatnya. Beberapa organisasi gerakan pemuda, yaitu Tri Koro Dharmo (Jong Java), Jong Sumatranen Bond, Jong Indonesia (Pemuda Indonesia) yang memiliki tujuan utama menanamkan dan mewujudkan cita-cita persatuan Indonesia, dengan dasar nasionalisme menuju ke arah terwujudnya Indonesia Raya. Dalam perkembangannya peranan Gerakan Pemuda sangat bagus karena dapat mempersatukan tujuan-tujuan yang ada pada setiap daerah untuk merdeka tanpa ada unsur politik dan bersifat sedikit radikal pada pemerintah Belanda dan juga sangat membantu dalam mempropagandakan Indonesia ke luar negeri.
Perhimpunan Indonesia (PI) mempunyai azas demokratis, yaitu mengusahakan suatu pemerintahan untuk Indonesia dengan usaha orang Indonesia itu sendiri. Untuk mencapai azas tersebut dibutuhkan aksi bersama yang dilakukan serentak oleh seluruh kaum nasionalis dan kekompakan rakyat Indonesia. Hal itu didukung dengan adanya sifat nasional-demokratis, non-kooperasi dan meninggalkan sikap kerja sama dengan kaum penjajah. Atas dasar azas dan sifatnya tersebut muncullah Partai Nasional Indonesia (PNI), Pemuda Indonesia (PI), dan Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI).
Dalam perkembangannya Partai Komunis Indonesia (PKI), membentuk Sarekat Rakyat dengan sifat komunis yang tinggi dan salah satu kegiatannya yang paling besar adalah Pemberontakan 1928. Akan tetapi pemberontakan tersebut digagalkan oleh pemerintah Belanda. Sistem yang dianut PKI tidak sesuai karena menganut paham komunisme radikal.
Partai Nasional Indonesia (PNI) menganut azas yang sama dengan PI. Dan memiliki tujuan memperbaiki keadaan ekonomi, sosial, politik dengan kekuatan sendiri. Dalam perkembangannya PNI mengalami kemajuan yang sangat pesat karena semangat dan ajakan para tokoh-tokoh PNI untuk merdeka. Walaupun akhirnya PNI dibubarkan oleh pemerinatah Belanda.
Sama seperti kebanyakan organisasi, Fraksi Nasional (FN) mempunyai tujuan yaitu mencapai kemerdekaan sesingkat-singkatnya. Dalam perkembangannya FN lebih bersifat radikal walaupun FN menjadi anggota dewan pada Volksraad. Karena sistem pemerintah yang kolot, FN mendirikan PERINDRA dan muncullah Petisi Sutardjo yang menyebabkan FN terpecah belah.
Petisi Sutardjo mempunyai tujuan yang sedikit menyimpang dari kebanyakan tujuan organisasi. Tujan dari Petisi Sutardjo sebenarnya sudah bagus untuk Indonesia hanya caranya saja yang salah dan banyak organisasi yangatau partai yang tidak setuju dengan isi petisi tersebut bahkan pemerintah Belanda tidak menyetujui isi petisi itu sama sekali.
Gabungan Poltik Indonesia (GAPI) terbentuk karena gagalnya Petisi Sutardjo. Tujuan GAPI sangat bagus yaitu mengajak rakyat Indonesia dan Belanda bekerja sama untuk menghadapi bahaya fasisme. Dalam perkembangannya GAPI mengganti Volksraad dengan parlemen sejati yang anggotanya dipilih oleh rakyat.
